Jika kipas radiator tidak berfungsi, sistem pendingin udara (AC) mobil masih dapat berfungsi, namun kinerjanya akan sangat terpengaruh, terutama pada kecepatan rendah atau saat kendaraan dalam keadaan idle.
Berikut dampak kipas radiator yang tidak berfungsi pada sistem AC
1. Mengurangi Efisiensi Pendinginan
Kondensor AC (terletak di dekat radiator) mengandalkan aliran udara untuk mendinginkan zat pendingin. Saat mobil melaju, aliran udara alami melalui bagian depan mobil membantu mendinginkan kondensor. Namun, saat kendaraan dalam keadaan diam atau bergerak lambat, kipas radiator berperan penting dalam mengalirkan udara tersebut.
Dampak: Tanpa kipas yang berfungsi, kondensor tidak dapat menghilangkan panas secara efektif sehingga menyebabkan AC mengeluarkan udara hangat, terutama saat mobil sedang berhenti atau di tengah kemacetan.
2. Risiko Panas Berlebih
Kipas radiator juga membantu mendinginkan mesin. Jika kipas tidak berfungsi, mesin bisa menjadi terlalu panas, terutama saat AC hidup karena AC memberi beban ekstra pada mesin.
Dampak: Panas berlebih dapat menyebabkan sistem AC mati sebagai tindakan perlindungan atau menyebabkan kerusakan mesin yang lebih serius.
3. Tekanan Tinggi pada Sistem AC
Tanpa pendinginan yang baik dari kipas, tekanan sistem AC dapat meningkat karena panas yang berlebihan di kondensor. Hal ini mungkin memicu saklar tekanan tinggi pada sistem, yang dapat mematikan kompresor AC untuk mencegah kerusakan.
Dampak: AC mungkin sewaktu-waktu berhenti bekerja atau tidak berfungsi dengan baik sama sekali.
4. Performa AC pada Kecepatan Lebih Tinggi
Pada kecepatan yang lebih tinggi, mobil menghasilkan aliran udara alami melalui kondensor dan radiator, sehingga AC dapat bekerja dengan cukup baik bahkan tanpa kipas angin.
Dampak: Saat berkendara dengan kecepatan tinggi, AC mungkin masih menghasilkan udara sejuk, namun begitu mobil melambat atau berhenti, efisiensi pendinginan akan turun karena kurangnya aliran udara dari kipas.